Kerja adalah tubuh dan
ruhnya adalah ikhlas. Ketika tubuh sudah berpisah dari ruhnya yang berfungsi
sebagai penyangga, maka akan binasa. Tubun tidak bergerak sama sekali, tidak
ada faidah yang bisa diharapkan dari keberadaannya. Demikianlah kerja yang
tidak dilandasi dengan keikhlasan.
Betapa banyak kita
melihat orang – orang yang beraktivitas, namun sayang sekali kita tidak
merasakan pengaruh yang positif yang ditimbulkan dari amal tersebut. Bahkan,
kebanyakan dari mereka tidak dianugerahi taufik untuk bisa memetik apa yang
dicita – citakannya. Ibaratnya, mereka hanya bisa sampai di pantai cita – cita
atau mungkin saja dia berenang di tepian pantai impian, namun dia tidak sanggup
melaju sampai ke tengah samudera.
Salah satu sebabnya
adalah karena hilangnya keikhlasan dalam hati orang ini. Mereka tidak beramal
kecuali dengan maksud untuk menumpuk materi duniawi dengan cara – cara tercela.
Mereka tidak beraktivitas melainkan dengan misi untuk mendapatkan keagungan
palsu.
Siapa saja yang bekerja secara
ikhlas semata – mata demi kepentingan umat dan tanah air, tentu hati setiap
orang akan bersimpati dan terus menyuntikkan motivasi kepadanya agar terus
beraktivitas serupa.
Sementara orang yang
beramal tanpa dilandasi niat ikhlas, walaupun bisa menyembunyikan segala
pamrihnya secara rapi dan dalam tempo waktu yang lama, akan tetapi aib itu
bakal terbongkar juga. Kebusukan niatnya pasti tercium.
Dengan demikian, dapat
dipastikan bahwa setiap orang yang dulunya memberikan pertolongan padanya akan
menjauh. Semua orang yang dulunya pernah meniupkan motivasi dan menopang
segenap aktivitasnya pada akhirnya akan mengabaikannya.
Kondisi semacam ini jelas
mempengaruhi keteguhan hasrat dan memperlemah cita – citanya. Dia pun akan
meninggalkan pekerjaan yang memang pada hakikatnya dikerjakan secara terpaksa
karena pamrih. Muara dari semua itu adalah kerugian secara materil maupun immaterial.
Memang dia terus hidup, akan tetapi kehidupannya tidak pernah diridhai oleh
siapa pun.
Karena itu, jadilah orang
yang tulus dalam pekerjaanmu niscaya kamu bisa mencapai cita – citamu. Jangan
sekali – kali menjual hati nurani dengan kemilau emas permata. Karena itulah
ciri – ciri orang yang munafik. Mereka rela menukar agama dengan harta duniawi.
Mereka tidak jengah membarter kesesatan dengan keyakinan. Mohonlah kepada Allah
semoga kita termasuk orang – orang yang ikhlas. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar