Ini penting loh! Kalau kita sedang
berhadapan dengan anak keci, nggak mungkin kan kita bicara dengannya soal
politik, sosial, apalagi percintaan? Jadi, sesuaikanlah dengan siapa kita
bicara.
Rasulullah Saw pernah bicara dengan
Mu’adz bin Jabal dengan bahasa yang berbeda ketika beliau bicara kepada seorang
Arab pedalaman. Kepada Mu’adz bin Jabal, beliau bicara tentang pengetahuan,
pengaruh ilmu, spiritualitas, dan hak – hak Allah Swt. Sedangkan, dengan orang
arab pedalaman, Rasulullah Saw bicara dengan tema yang lebih sederhana, yaitu
tentang ketauhidan yang membawa penganutnya masuk surga.
Dan, penting untuk diingat ya!
Jangan membicarakan aib, hal – hal privasi, gunjingan, atau hal – hal sensitif
yang bisa memicu ketidaknyamanan orang lain saat bicara dengan kita.
Bicarakanlah hal – hal yang berguna dan bermanfaat saja.
Nah, kalau kita sudah tahu dengan
siapa kita bicara, maka kita bisa menentukan pembicaraan apa yang pantas
dibicarakan dengannya. Tujuannya supaya pembicaraan itu nyambung. Gimana kita
bisa enjoy bergaul, kalau bicara aja
nggak bisa nyambung.
Dengan keramahtamahan, kita akan
memenuhi orang lain untuk gembira. Dan, kegembiraan itu akan menciptakan
kehangatan, kerukunan, serta kasih sayang di kalangan semua orang. Itulah
ajaran Islam yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar