Senin, 26 Desember 2016

Pandai Mengatur Menu Makan dan Minum


Mengatur pola makan penting untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dan berstamina, kuat, bersemangat, dan tidak loyo. Dengan tubuh yang kuat, seseorang dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan sebaik – baiknya. Konsep makan dan minum menurut agama adalah halalan tayyiban (halal lagi baik) dan tidak israf (berlebihan). Dua konsep makan dan minum yang sehat dan seimbang ini berdasarkan firman Allah Swt sebagai berikut :

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu.”(QS.Al-Maidah:88)

Allah Swt berfirman :
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih – ebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang yang berlebihan.” (QS. Al-‘Araf:31)

Jadi, konsep pola makan menurut tuntunan Islam meliputi : halal, baik, dan sewajarnya (tidak berlebihan), bukan makanan enak atau makanan aneh – aneh yang mahal harganya.

Makanan yang baik dikonsumsi yang pertama adalah halal. Halal yang dikatakan disini ialah halal cara mendapatkannya, seperti membeli dengan uang yang halal, bukan mencuri dan sejenisnya. Dan halal barangnya, yakni makanan yang hendak dikonsumsi halal dimakan, bukan makanan atau minuman yang termasuk kategori haram untuk dimakan, seperti daging babi, daging anjing, minuman keras, dan lain – lain.

Yang kedua adalah baik. Mungkin dalam bahasa kedokteran ialah makanan yang bergizi, yakni makanan yang dikonsumsi hendaknya mengandung zat – zat yang diperlukan tubuh, seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak, dan lain – lain. Bila sangat memungkinkan, akan lebih baik jika makan makanan yang termasuk kategori 4 sehat 5 sempurna.

Yang terpenting dari pola makan sehat adalah sewajarnya tidak berlebih – lebihan (israf). Ini penting agar seseorang tidak terjebak kepada perilaku yang konsumtif dan mubazir. Konsep makan dan minum yang sehat menurut Islam :
1.      Halal
2.      Bergizi
3.      Seimbang (tidak berlebihan)

Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita pola makan yang sehat. Yakni, sepertiga perut untuk makanan, sepertiganya lagi untuk minuman, dan sepertiga sisanya untuk udara/napas. Beliau adalah orang yang mau makan bila sudah merasa lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang. Menurut beliau makan hanya sekedar menyambung hidup agar bisa menjalankan kewajiban khilafah dengan sebaik – baiknya, bukan hidup untuk makan.

Rasulullah Saw. bersabda :
“Tidak ada seorang pun yang mengisi suatu bejana yang lebih buruk daripada perutnya. Namun bila ia harus melakukannya juga, maka sepertiganya untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga lagi untuk napas/udara.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Miqdam Ibnu Ma’di Karib).


Terlalu banyak makan tidak baik bagi kesehatan, karena alat pencernaan bekerja keras tiada henti mencerna setiap makanan yang masuk ke dalam lambung. Selain itu, kekenyangan juga tidak baik untuk kesehatan jiwa, mata menjadi mudah mengantuk, dan kemalasan selalu muncul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar