Kemandirian sangat diperlukan dalam
konteks spiritualitas. Kemandirian spiritualitas itu mencakup kemandirian untuk
mengenal Allah, kemandirian untuk rela terhadap kehendak Allah, kemandirian
untuk bertanggung jawab menjalankan ibadah, serta kemandirian untuk menjauhi
kemungkaran.
Sederhananya begini, kita mengaku
Islam, tentu saja kita harus tahu siapa yang kita sembah kan? Dzat yang kita
sembah adalah Allah Swt. Nah, karena kita tahu Allah – lah yang kita sembah,
maka kia harus taat pada perintahNya serta menjauhi laranganNya, ya kan?
Lalu, kita harus memahami tugas kita
di dunia ini, yakni untuk beribadah. Nah, cakupan ibadah itu banyak, mulai dari
menjalankan ibadah wajib maupun sunnah, berbuat baik kepada sesama, bermanfaat
bagi orang lain, meneladani sifat Rasulullah Saw, tak lelah mencari ilmu, dan
lain sebagainya. Kalau kita sudah tahu semua itu, maka kita kaitkan dengan
kemandirian ya!
Dengan kemandirian spiritual kita akan
Islam, maka kita tidak akan terpengaruh oleh situasi apapun yang menyebabkan
kita ragu, apalagi sampai melanggar ajaran agama kita. Sebaliknya, bila kita
bergantung pada orang, maka ketika orang tersebut memilih jalan yang berbeda
dengan kita, sekalipun kita nggak sepaham dan nggak sepakat, maka kita tetap
akan ikuti jalannya.
Jadi, pikirkanlah. Lihatlah, begitu
pentingnya kemandirian spiritual ini tumbuh dalam diri kita. Kemandirian itu
meneguhkan, mengokohkan, memantapkan perjalanan hidup kita ke arah yang benar.
Di luar sana, begitu banyak orang
membentuk sekte – sekte, membentuk organisasi – organisasi fanatik, membentuk
aliran – aliran kepercayaan, membentuk kelompok – kelompok garis keras, dan
lain sebagainya. Tanpa kemandirian spiritual yang kuat, kita akan mudah terseret
arus “kotak – kotak” itu.
Tapi, jika kita punya kemandirian
spiritual yang kuat, maka kita akan tetap berdiri sebagai diri kita sendiri,
yakni menjadi muslim yang setia kepada Allah Swt. Untuk itulah, jangan mau jadi
orang yang nggak mandiri secara spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar