Jumat, 30 Desember 2016

Kemandirian Spiritualitas



Kemandirian sangat diperlukan dalam konteks spiritualitas. Kemandirian spiritualitas itu mencakup kemandirian untuk mengenal Allah, kemandirian untuk rela terhadap kehendak Allah, kemandirian untuk bertanggung jawab menjalankan ibadah, serta kemandirian untuk menjauhi kemungkaran.

Sederhananya begini, kita mengaku Islam, tentu saja kita harus tahu siapa yang kita sembah kan? Dzat yang kita sembah adalah Allah Swt. Nah, karena kita tahu Allah – lah yang kita sembah, maka kia harus taat pada perintahNya serta menjauhi laranganNya, ya kan?

Lalu, kita harus memahami tugas kita di dunia ini, yakni untuk beribadah. Nah, cakupan ibadah itu banyak, mulai dari menjalankan ibadah wajib maupun sunnah, berbuat baik kepada sesama, bermanfaat bagi orang lain, meneladani sifat Rasulullah Saw, tak lelah mencari ilmu, dan lain sebagainya. Kalau kita sudah tahu semua itu, maka kita kaitkan dengan kemandirian ya!

Dengan kemandirian spiritual kita akan Islam, maka kita tidak akan terpengaruh oleh situasi apapun yang menyebabkan kita ragu, apalagi sampai melanggar ajaran agama kita. Sebaliknya, bila kita bergantung pada orang, maka ketika orang tersebut memilih jalan yang berbeda dengan kita, sekalipun kita nggak sepaham dan nggak sepakat, maka kita tetap akan ikuti jalannya.

Jadi, pikirkanlah. Lihatlah, begitu pentingnya kemandirian spiritual ini tumbuh dalam diri kita. Kemandirian itu meneguhkan, mengokohkan, memantapkan perjalanan hidup kita ke arah yang benar.

Di luar sana, begitu banyak orang membentuk sekte – sekte, membentuk organisasi – organisasi fanatik, membentuk aliran – aliran kepercayaan, membentuk kelompok – kelompok garis keras, dan lain sebagainya. Tanpa kemandirian spiritual yang kuat, kita akan mudah terseret arus “kotak – kotak” itu.


Tapi, jika kita punya kemandirian spiritual yang kuat, maka kita akan tetap berdiri sebagai diri kita sendiri, yakni menjadi muslim yang setia kepada Allah Swt. Untuk itulah, jangan mau jadi orang yang nggak mandiri secara spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar