Sabtu, 31 Desember 2016

Ketika Sel Bertasbih


Tahukah kamu bahwa manusia itu sangat cerdas? Namun, apa yang mempengaruhi kecerdasan manusia? Ternyata, kecerdasan manusia yang diduga hanya diperankan oleh sel – sel otak, didukung oleh seluruh sel tubuh yang jumlahnya sekitar 60 sampai 100 triliun. Secara individual, sel – sel tersebut memiliki memori, sistem pengambilan keputusan, dan juga emosi.

Sebagai unit terkecil dalam tubuh manusia yang dilengkapi aneka kecerdasan, para sel dapat berkembang biak, tumbuh, regenerasi, dan memenuhi kebutuhannya secara otomatis. Seluruh organ tubuh manusia terbangun dari sekumpulan sel. Ada sel darah, sel otak, sel jantung, sel otot, sel tulang, sel liver, dan lain sebagainya.

Sel tersebut memiliki mekanisme perlindungan terhadap zat – zat berbahaya bagi kelangsungan hidupnya. Sel harus memproduksi protein untuk bertahan hidup. Cara produksi sel itu seperti pabrik kimia. Pertama, sel menerima bahan mentah dari darah. Bahan mentah itu berasal dari makanan yang sudah dicerna, diserap oleh darah, kemudian diedarkan ke seluruh sel – sel tubuh. Selain sari – sari makanan, sel juga menerima pasokan bahan mentah berupa oksigen yang berasal dari pernafasan paru – paru.

Sel membutuhkan pecahan – pecahan bahan mentah yang merupakan kombinasi air, gula, asam amino, oksigen, dan sebagainya, bergantung pada jenis selnya. Setelah bahan tersebut tersedia, sel memproduksi protein dalam kombinasi atom – atom organik.

Di dalam inti sel, ada perintah – perintah yang menyuruh untuk membentuk protein agar sesuai dengan kebutuhan selnya. Perintah itu berbentuk Deoxyribonucleic acid (DNA). DNA merupakan perintah yang akan diterjemahkan oleh jenis protein lainnya, yang disebut Ribonucleic Acid (RNA). Berdasarkan perintah itu, “mesin produksi” sel membuat protein – protein tertentu.

Hebatnya, proses produksi ini berlangsung di dalam diri sel itu sendiri, dimana prosesnya berada di luar kesadaran makhluk hidup yang menjadi tuannya. Kita dapat mengatakan bahwa itulah tasbihnya sel – sel di dalam tubuh kita. Namua, secara hierarki sel – sel tersebut telah diamanahkan kepada manusia selaku khalifah atas tubuhnya sehingga mereka terkoneksi melalui sebuah sistem manajemen komunikasi dan sistem operasional terpadu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar