Senin, 26 Desember 2016

Keberagaman Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus (special nedds chidren) dapat diartikan sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami gangguan (retarted) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana anak – anak pada umumnya. Berbicara mengenai anak berkebutuhan khusus sebenarnya berbicara pula mengenai anak berkebutuhan khusus yang sifatnya permanen dan temporer.
Anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen tersebut adalah anak yang memiliki kelainan dan memiliki potensi  kecerdasan dan atau bakat istimewa. Sedangkan anak berkebutuhan khusus yang sifatnya temporer adalah mereka yang berasal dari daerah terpencil atau terbelakang, anak yang berasal dari masyarakat adat yang terpencil dan atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
1.      Anak Berkebutuhan Khusus Permanen yang Memiliki Kelainan
a.       Anak yang memiliki hambatan penglihatan (tunanetra)
Anak tunanetra adalah anak yang memiliki hambatan dalam penglihatan yang sedemikian rupa. Tunanetra dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu buta total (blind) dan kurang awas (low vision). Karena tunanetra memiliki keterbatasan dalam indera penglihatan, maka proses pembelajaran menekankan kepada indera yang lain yaitu indera peraba dan indera pendengaran. Contohnya adalah penggunaan tulisan Braille, gambar timbul, recorder, radio, televise, dan sebagainya.

b.      Anak yang memiliki hambatan pendengaran (tunarungu)
Anak tunarungu adalah anak yang memiliki hambatan dalam pendengaran yang sedemikian rupa. Anak dengan gangguan pendengaran atau tunarungu mengalami kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi atau tingkatan baik ringan, sedang, berat, dan sangat berat yang akan mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa.

c.       Anak yang memiliki hambatan bicara (tunawicara)
Anak tunawicara yaitu anak yang mengalami kesulitan bicara, yang bisa diakibatkan tidak/kurang berfungsinya alat – alat bicara seperti rongga mulut, bibir, lidah, langit – angit, pita suara, dan lainnya. Di antara mereka ada yang tidak dapat bicara sama sekali, ada yang bisa mengeluarkan bunyi tapi tidak berucap, dan ada yang berbicara sedikit tapi tidak jelas. Kelainan bicara bisa dari faktor psikologis sehingga ditemui anak yang bicaranya gagap (stuttering).

d.      Anak yang memiliki hambatan kecerdasan/akademik (tunagrahita)
Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki inteligensi yang signifikan berada di bawah rata – rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita ringan (IQ : 51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).


e.       Anak yang memiliki hambatan fisik dan fungsi gerak (tunadaksa)
Anak tunadaksa adalah anak yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuromuscular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit, atau akibat kecelakaan, termasuk cerebral palsy, amputasi, polio dan lumpuh.

f.        Anak yang memiliki hambatan emosi dan perilaku atau kontrol sosial (tunalaras)
Anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan dalam mengendalikan emosi dan perilaku atau kontrol sosial. Anak tunalaras mudah marah, mudah terangsang emosinyam, sering menentang perintah atau tugas, sering melanggar tata tertib, agresif, sering merusak, suka mencuri, mengganggu lingkungan, dan tidak suka dengan kegiatan yang rutin.

g.       Anak berkesulitan belajar (Learning Disability)
Anak  berkesulitan belajar adalah mereka yang memilik gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara, dan menulis yang dapat mempengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, braininjury, disfungsi minimal otak, disleksia, afesia perkembangan.

h.       Anak lamban belajar
Anak lamban belajar adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan anak pada umumnya.

i.         Anak autis
Anak autis adalah gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi  dan interaksi sosial. Autis adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.

j.        Anak yang memiliki gangguan motorik
Anak yang memiliki gangguan motorik mempunyai hambatan yang berat dalam perkembangan koordinasi motorik, yang tidak disebabkan oleh retardasi mental, gangguan neurologis. Anak terlihat berbeda atau aneh dalam berjalan tidak seperti anak pada umumnya, sering jatuh, tersandung dan menabrak. Anak tersebut kesulitan mengikat sepatu, memasang dan melepaskan kancing, kesulitan melempar bola, lambat berlari, melompat dan naik turun tangga.

k.      Anak tunaganda (kelainan majemuk)
Anak tunaganda adalah anak yang memiliki dua kelainan atau lebih. Misalnya anak yang mempunyai hambatan penglihatan dan pendengaran, anak yang mempunyai hambatan pendengaran , kecerdasan dan autis, dan sebagainya.

2.      Anak Berkebutuhan Khusus Permanen yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa
     Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa adalah anak yang secara significant memiliki potensi di atas rata – rata dalam bidang kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas, kepemimpinan, seni dan olahraga. Proses mengidentifikasi anak cerdas istimewa dilakukan dengan menggunakan pendekatan multi dimensional. Artinya kriteria yang digunakan lebih dari satu (bukan sekedar inteligensi). Batasan yang digunakan adalah anak yang memilik dimensi kemampuan umum pada taraf cerdas ditetapka skor IQ 130 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala Wechsler.

3.      Anak Berkebutuhan Khusus Temporer
     Anak berkebutuhan khusus temporer adalah anak yang memiliki hambatan belajar dan perkembangan yang penyebabnya berasal dari luar dirinya yang sifatnya temporer atau sementara sehingga memerlukan pendidikan layanan khusus. Penyebab anak berkebutuhan khusus temporer.
a.       Anak di daerah terpencil atau terbelakang.
b.      Anak pada masyarakat adat yang terpencil yang terpisah dari komunitas masyarakat.
c.       Anak yang terkena bencana alam.

d.      Anak yang mengalami bencana sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar